Come And Feel the Difference

Full Version: PELANGIKU
You're currently viewing a stripped down version of our content. View the full version with proper formatting.
Tulisan Berserakan: "PELANGIKU"

Guntur besar di sore ini berderu-gemuruh seakan memecahkan langit kota Manila yang membangunkanku dari tidur yang tenang...maklum setelah misa aku singgah di pasar tradisional untuk membeli sayur dan lauk (ikan dan daging) - kebutuhan anak kost selama seminggu ke depaan...tapi asyik juga karena bisa merasakan pekerjaan para ibu dan pembantu yang selama ini tak pernah kubayangkan...karena hanya bertugas di Seminari dan kantor keuskupan yang lebih banyak kuhabiskan di belakang meja kerja, yang selalu yakin bahwa makanan telah tersedia pada setiap jam makan dalam sehari.

Kumelangkah ke dapur memanaskan air untuk kopi sore sementara bunyi guntur terus bersahut-sahutan seakan menggempur daerah pertahanan musuh...tiba-tiba aku tergerak untuk membawa langkahku sedikit keluar memandangi langit yang walaupun masih kelihatan cerah tapi turunnya hujan semakin lama semakin besar (lebat) membuatnya mulai terasa gelap lebih cepat dari biasanya.

Kuarahkan pandangan ke langit seakan mencari dari mana datangnya guntur itu, tapi sayangnya dia seakan berpindah-pindah, yang membuat mataku harus mencari ke bagian langit lain...Tiba-tiba mataku berhenti pada deretan garis-garis berwarna indah yang menghiasi langit di sore hari yang berhujan ini...Ya, apa lagi kalau bukan itu pelangi. Pelangi indah di langit selalu memuaskan mata yang memandang.

Pelangi, bumi dan langit adalah 3 hal yang berbeda, tapi ketika mereka bersatu dan bertemu di sore ini membentuk sebuah keindahan di mata dan terasa di hati, yang membuat jiwa bergirang karena Ia telah memberiku pelangi di kala turunnya hujan yang membatasi gerak langkahku. Ya, pelangi seakan bertumpuh dari bumi menjulang ke langit tinggi yang membentuk keindahan yang tak terbayangkan.

Aku hanya berharap bahwa setiap hari DIA mau memasang pelangi-Nya di sana untuk memuaskan mataku, menyegarkan jiwa dan hatiku...Sejenak kurenungkan ketika kopi segelas telah kubawa ke depan laptop...dan inilah yang kutemukan: "SUNGGUH, PARA SAHABAT ADALAH PELANGI TUHAN UNTUKKU"

Terima kasih Tuhan atas pelangimu yang tidak selamanya Kau tempatkan di langit-Mu, yang tinggi tak terjangkau tangan, tapi sekarang kusadari bahwa sesungguhnya Engkau selalu memasang pelangi-Mu setiap saat di sampingku, di depanku, di belakangku, di sekitarku...Ya, mereka adalah para sahabatku baik di dunia nyata maupun di dunia maya.

Sobat....Kubisikkan kepadamu: "ENGKAULAH PELANGIKU"


Goresan hati seorang sahabat untuk para sahabatnya,

***Duc in Altum***

sumber: Gereja Katolik.