Come And Feel the Difference

Full Version: SIMBOLISME DALAM SENI KATOLIK: WARNA LITURGIS UNGU
You're currently viewing a stripped down version of our content. View the full version with proper formatting.
SIMBOLISME DALAM SENI KATOLIK: WARNA LITURGIS UNGU


Selamat siang, sahabat-sahabat GK yang terkasih.

Kita pasti sudah familier dengan warna ungu dalam liturgi Gereja. Warna ungu paling sering dikenakan selama Masa Adven dan Masa Prapaskah, serta juga dapat dikenakan dalam Misa Arwah sebagai pengganti warna hitam.

Warna ungu terutama melambangkan pertobatan dan penitensi. Warna ini, yang disebut juga violet, mengingatkan kita akan bunga violet yang kuntumnya tertunduk ke tanah sebagai simbol kerendahan hati. Masa Prapaskah adalah masa untuk memperbanyak puasa, doa, dan amal kasih; kita dengan rendah hati menyesali dosa-dosa kita sementara menantikan hidup baru di dalam Kristus yang wafat dan bangkit.

Sementara itu, Masa Adven adalah masa penantian akan kelahiran Mesias yang dijanjikan para nabi. Warna ungu pada Masa Adven sesuai dengan warna semburat fajar sebelum terbitnya matahari; dengan penuh harapan kita menunggu datangnya Sang Timur yang akan menghalau kegelapan dosa.

Terakhir, warna ungu pun sesungguhnya warna kerajaan; pada zaman Yesus, ungu merupakan warna yang mahal karena memerlukan zat warna khusus. Jubah warna ungu seringkali dikenakan oleh raja, atau untuk menyambut raja.

Demikianlah warna ungu dalam liturgi juga mengingatkan kita bahwa Kristus adalah Raja segala raja; Dia harus meraja di dalam hati dan kehidupan kita. Dengan rendah hati kita mengimani bahwa kita bukan apa-apa tanpa Raja kita ini, yang sudah mengasihi kita terlebih dahulu bahkan sejak sebelum dunia diciptakan.



==========================


-Deo Duce-

[Image: 1009731_10152007474929638_1276214135_n.jpg]